Santabe Ncore Mena..Selamat Datang.
Welcome To My Private Home..Lembo Ade

Rabu, 15 April 2015

Buat selingan saja!




Jika, nilai huruf-huruf ini kita anggap sbb:
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T UV W X Y Z
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Mari kita hitung sama-sama:
H A R D W O R K (kerja keras)
8 1 18 4 23 15 18 11 = 98% Only
K N O W L E D G E (pengetahuan)
11 14 15 23 12 5 4 7 5 = 96% Only
L O B B Y I N G (pendekatan)
12 15 2 2 25 9 14 7 = 86% Only
L U C K (keberuntungan)
12 21 3 11 = 47% Only
ternyata…
semua nilai dari usaha-usaha kita di atas nggak
bisa mengalahkan yang satu ini:
A T T I T U D E (sikap/tingkah laku)
1 20 20 9 20 21 4 5 = 100%
tapi ini rumus yang berlaku di negeri bule sono.Kalau di Indonesia sih, itung-itungannya begini:
G I G I H  (hardwork)
7 9 7 9 8 = 40% Saja
I L M U (Knowledge)
9 12 13 21 = 55% Saja
L O B I (Lobbying)
12 15 2 9 = 38% Saja
M U J U R (Luck)
13 21 10 21 18 = 83% Saja
S I K A P (Attitude)
19 9 11 1 16 = 46% Saja
K O R U P S I
11 15 18 21 16 19 9 = 109%
Jadi kalo di Indonesia yang paling penting bukan ATTITUDE, tapi KORUPSI he..he….he.. 

Dukungan Keluarga menjadi aspek penting keberhasilan menyusui




Di luar faktor masih banyaknya tenaga kesehatan, rumah sakit/rumah bersalin, maupun tempat kerja yang belum ramah ASI eksklusif, ternyata dukungan keluarga merupakan faktor eksternal yang paling besar pengaruhnya terhadap keberhasilan ASI eksklusif.  Mengapa demikian?  Karena dukungan keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap rasa percaya diri ibu.

Hormon oksitosin, hormon yang membantu pengeluaran ASI, itu sangat sensitif terhadap perasaan ibu.  Sedikit saja ibu merasa ragu atau kurang pede, dapat menyebabkan kerja hormon oksitosin melambat.  Akibatnya, ASI yang keluar menjadi lebih sedikit.  Efek dari berkurangnya ASI ini, ibu jadi bertambah stress.  Padahal semakin tinggi tingkat stress ibu, semakin berkurang pula produksi ASI-nya.  Begitu seterusnya, dan kalau kondisi seperti ini dibiarkan, sangat mungkin produksi ASI akan terhenti sama sekali.

Memang akan sangat ideal bila lingkungan terdekat ibu suportif dengan ASI eksklusif.  Tapi bila kondisi ideal ini sulit atau tidak tercapai, satu-satunya benteng pertahanan ibu adalah membekali diri dan suami dengan ilmu dan pengetahuan yang benar tentang seluk beluk ASI.  Dengan bekal pengetahuan yang benar, ibu berpeluang lebih besar untuk dapat menjaga motivasi dan percaya diri memberikan ASI eksklusif pada bayinya.  Terus mengingatkan diri sendiri akan hal-hal yang menyebabkan kita ingin memberikan ASI eksklusif kepada si kecil menjadi salah satu hal penting.
Untuk ’meluluhkan’ hati ibu dan atau ibu mertua, Anda bisa lebih melibatkannya dalam kegiatan menyusui.  Tanyakan bagaimana pengalaman menyusui beliau.  Mintalah kiat-kiat menyusui berdasarkan pengalaman beliau.  Tak perlu defensif dalam menyikapi ’ketidaksetujuan’ keluarga.  Karena sikap defensif biasanya justru membuat mereka semakin agresif menunjukkan ketidaksetujuannya.  Ini justru akan membuat Anda semakin sulit menyampaikan informasi yang benar.  Yang terpenting,Ibu menyusui dan suami satu kata untuk urusan ASI eksklusif ini. Harga mati untuk memberikan makanan berharga ini untuk anak kita. Semangat buat ibu-ibu yang sedang dalam perjuangan memberikan ASI Eksklusif pada bayinya.(EG)